Friday, July 31, 2020

MENGUMPULKAN YANG BERSERAKAN

AWAL YANG SAMA

Seorang pria hilir mudik di beranda sebuah rumah sakit. Dari wajahnya Nampak kecemasan. Kadang dia menerawang ke arah langit, kadang juga mengusap keringat yang meleleh dari keningnya. Laki-laki itu masih muda, sekitar dua puluh lima tahun. Namun gurat-gurat di sepanjang wajahnya membuat dia Nampak lebih tua.
Beberapa saat kemudian, dari dalam sebuah ruangan keluar seorang pria berpakaian serba putih. Dokter tersebut memanggil nama pria yang sedang dilanda kekhawatiran. Dokter menjabat tangan pria tersebut sambil mengucapkan selamat atas kelahiran putra pertamanya. Kecemasan diwajah pria muda berangsur hilang digantikan senyum bahaagia.dia segera masuk ke dalam ruang persalinan.
Pria muda yang baru menjadi seorang ayah tak henti-hentinya mengucap hamdalah, bersyukur kekpada Allah atas kelahiran putra pertamanya. Ia kecup mesra kening istrinya sambil mengusap lembut rambutnya yang setengah basah oleh keringat.
“Terima kasih istriku, kamu telah memberiku seorang putrra yangluar biasa,” ucap pria muda dengan penuh cinta.
Air mata merembes dari ujung-ujung mata wanita muda yang masih berbaring di atas ranjang persalinan, mengalir perlahan membasahi pipi merahnya. Dalam isak terpendam, si ibu muda berkata lirih,
“Terima kasih suamiku, benih yang kau tanam telah menjadikan aku sempurna sebagai wanita.”
Dua jiwa yang sedang di naungi awan bahagia menyatu padu dalam alunan irama syukur,
“Istriku ini adalah anugerah terindah yang Allah berikan kepada kita,” pelan suara ayah muda berbisik ditelinga istrinya.
“Iya anugerah yang harus kita jaga agar ia terus menjadi indah,” balas ibu muda sambil mengusap punggung suaminya.
Mata ayah muda berpaling dari wajah lelah istrinya, sinarnya memancar menerangi sesosok bayi yang tidur terbujur di samping pembaringan.
“ Anakku, kamu harus menjadi istimewa selamanya karena kamu adalah putra pertamaku,” lirih sang ayah penuh harap.
Sahabat pembaca yang budiman.
Kelahiran adalah sebuah awal dari perjalanan hidup. Siapa pun manusia di muka bumi, selain adam dan hawa, mengalami proses kelahiran. Kelahiran menjadi suatu keniscayaan bagi semua manusia. Tidak ada manusia yang tumbuh besar tanpa melalui kelahiran.
Pada saat kelahiran semua manusia sama, terlahir telanjang tana membawa sesuatu pun. Hanya tangisan yang menyertai kelahiran seorang manusia. Albert Einstein yang terkenal sebagai manusia super jenius terlahir tanpa membawa perbekalan rumus fisika. Diego Armando maradona sang dewa sepak bola argentina terlahir tanpa dibekali sebuah buku panduan teknik memainkan si kulit bundar. Bill gates pendiri Microsoft corporation tidak terlahir dengan membawa seperangkat software atau hardware computer.  Mariah carey, penyanyi top amerika tidak bisa langsung bernyanyi pada saat kelahirannya. Soekarno, bapak proklamator Indonesia yang dikenal sebagai penceramah ulung, tidak terlahir dengan membawa buku retorika ceramah. Dan, sederet orang-orang ternama yang menjalani kehidupan dalam bingkai kesuksesan terlahir sama seperti kita.


Kita dan orang-orang besar mempunyai awal yang sama; memulai hidup yang dengan tangisan dalam keadaan telanjang. Jika mereka bisa menjadi besar sedangkan kita masih tetap kecil berarti ada sesuatu yang kita lewatkan dalam proses hidup ini. Proses menjadi besar tentunya lebih rumit dan sulit ketimbang proses untuk tetap menjadi kecil. Seperti halnya sebuah gubuk dan istana, meskipun keduanya memiliki fungsi yang sama sebagai tempat tinggal namun jelas berbeda dari segala aspeknya.

Gubuk dibangun tanpa proses yang sulit. Kita hanya butuh kayu balokan, triplek, asbes, dan paku secukupnya. Untuk membangun sebuah gubuk kita sendiri bisa melakukannya tanpa menyewa tenaga tukang. Gubuk sudah bisa ditempati dalam hitungan hari. Jadi untuk memilki sebuah gubuk kita hanya perlu modal sedikit, bekerja sebentar, dan lahan alakadarnya.

Istana dibangun dengan sebuah perencanaan. Seorang arsitek harus disewa khusus untuk menggambar sketsa dan menghitung biaya yang diperlukan. Bahan-bahan untuk membangun istana berasal dari bahan bangunan terbaik yang tentunya dengan harga yang mahal. Pekerja yang dibayaruntuk pembangunan ustana adalah pekerja yang berhasil dijaring dari sebuah proses seleksi. Pemilik istana harus bersabar menunggu berbulan-bulan untuk bisa menikmati tinggal di dalam istana. Jadi, untuk mendapatkan sebuah istana kita harus melalui proses yang rumit, memerlukan modal yang besar, pekerjaan yang memerlukan waktu lama, dan lahan yang sangat luas tentunya.

Orang besar telah melalui mekanisme hidup mirip pembangunan istana. Oleh karena itu, jika mereka mendapatkan kenikmatan hidup, itu semua adalah bayaran atas segala pengorbanan yang mereka lakukan. Sedangkan orang kecil hanya berani berproses seperti pembangunan sebuah gubuk; cepat, mudah,murah, dan tanpa resiko.

Sahabat sekalian.

Pilihan hidup terbentang di depan kita; menjadi besar dengan cara mengikuti proses yang telah dilalui oleh orang-orang besarsebelum kita atau tetap menjadi kecil seperti kebanyakan orang yang kita jumpai disekitar lingkungan?

Jika kita memilih untuk menjadi besar percayalah peluang untuk merealisasikannya sangat besar.

Bukankah kita terlahir sama seperti mereka yang telah melegenda?

Bukankah awal semua manusia itu sama?


 

No comments:

Post a Comment

Keotentikan Al-Quran

     Al-Quran Al-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu di antaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang k...